Selasa, 15 Desember 2009

Matematika Menganyam Dunia

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa symbol; matematika adalah bahasa numerik; matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; matematika adalah metode berfikir logis; matematika adalah sarana berpikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya; matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran; matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu.; matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah sains yang memanipulasi symbol; matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur; matematika adalah ilmu abstrak dan deduktif, matematika adalah aktivitas manusia. (Erman Suherman, et.al., 2003. Hal. 15)

Matematika merupakan bahasa symbol. Bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna yang diberikan padanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. (Jujun S. Suryasumantri, 2002. Hal. 190)

Betapa besarnya peran matematika bagi kelansungan berpikir manusia. Dengan matematika, manusia dapat menggunakan kemampuan berpikirnya, tidak hanya pada bidang sains tetapi dalam kehidupan sehari-hari pun dapat berfikir logis mengenai penyelesaian suatu masalah. Bahasa matematika bersifat universal, yang dapat dipahami oleh manusia di seluruh dunia sehingga matematika dapat menyatukan pemikiran setiap orang dari berbagai negara. Dengan demikian, matematika mampu menjalin hubungan antara manusia di seluruh dunia untuk mengembangkan segala disiplin ilmu yang bermanfaat bagi seluruh manusia dan alam sekitar. Antara Negara yang satu dengan Negara yang lain tidak terpecah-pecah, karena setiap Negara mempunyai hubungan yang erat antara yang satu dengan yang lain, ibarat sebuah anyaman.

Referensi:

Erman Suherman, et.al. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Jujun S. Suryasumantri. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pancaranintan Indahgraha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar